Terjemahan Tidak Resmi Oleh, Bambang Ali Milis : yayasan_indonesia_aikikai@yahoogroups.com Tanggal : 6 April 2007, 9:58 PM Subject: [yayasan_indonesia_aikikai] Re: Mr. Bambang langsung terjemahkan ya: The Use of Resistance in Aikido Trainin Manfaat Perlawanan Dalam Aikido Seorang siswa baru baru-baru ini mengirimi saya e-mail yang menanyakan apakah pantas jika dia melakukan perlawanan ketika berlatih aikido. Ini merupakan tema di banyak forum Aikido. Pertanyaan itu seringkali diajukan kepada saya oleh banyak siswa. Seringkali saya berharap untuk menulis jawabannya namun saya menyimpanya hingga siswa tersebut bertanya kepada saya. Sekarang saya jawab pertanyaan itu. Ini adalah balasan yang saya kirim padanya. Komentar ini mencerminkan budaya yang kita coba tanam pada dojo Budo. Komentar ini mungkin tidak mewakili budaya di dojo anda. Pertanyaan serius ini memerlukan lebih dari satu jawaban. Ini merupakan pertanyaan yang bagus untuk ditanyakan. Di Aikido kita menggunakan istilah uke dan nage. Uke adalah orang yang memulai serangan.... nage adalah orang yang menerima serangan dan melempar atau menetraliasi uke. Uke menerima lemparan dan melakukan ukemi. Istilah uke mengacu pada si penerima, meskipun jelas bahwa kedua rekan tersebut saling menerima. Istilah nage mengacu pada pelempar meskipun responnya seringkali berupa kuncian (atau pelumpuhan) bukan lemparan. Melakukan ukemi, atau menerima lemparan, adalah dari bersifat Yang menjadi bersifat Yin dalam pembelaan diri. Kamu menyerang, saya lempar kamu (pembelaan diri yin), kamu melakukan ukemi dan jatuhan sehingga kamu tidak cidera (pembelaan yang). Dengan kata lain ada dua sisi di satu mata uang, keduanya punya fungsi saling melindungi satu sama lain. Alias, Jika tidak melakukan ukemi yang baik maka bisa mengakibatkan cidera tubuh yang parah. Kita biasanya berfikir tentang bela diri sebagai pembelajaran untuk menerima serangan dan kemudian melempar atau mengunci orang lain. Untuk bisa menerima lemparan atau kuncian juga tidak kalah penting untuk keselamatan diri. Baru saja saya belajar dari seorang pendiri dojo lokal yang baru saja pensiun permanen dari aikido. Tubuhnya terlalu renta untuk tetap berlatih.... apalagi mengajar. Dia sudah dekat dengan ajal. Kerentaan tubuhnya ini sebagai akibat berlatih untuk berkelahi bukannya berlatih untuk memecahkan masalah di Budo. Budo sejati mencakup perkembangan spiritual dan belajar untuk mendekati dan menghormati rekan anda bukannya berkelahi dengan penyerang anda. Hasil akhirnya adalah kondisi yang lebih tercerahkan dan budoka terampil (pendekar = terjemahan dari martial artist, ke ke ke....) yang bisa berlatih hingga renta usia, secara berkelanjutan menyempurnakan seninya selama bertahun-tahun. Sebaliknya, mengasah cara berkelahi membatasi kesempatan anda dan rekan anda untuk belajar gerakan yang baik dan buruk. Latihan menjadi olah tubuh untuk penyerangan, perlawanan, bertahan tak bergeming dan frustasi. Kata-kata tersebut bagi saya adalah antitesis dari seni bela diri. Jika tujuan anda adalah untuk menang di kejuaraan UFC ... anda berada di seni bela diri yang salah (comment; kalo dihajar kernet mikrolet di jalan gimana bosss?). Ini secara alami menimbulkan pertanyaan .... gimana kamu tahu jika seni bela diri yang kamu latih itu tak berguna jika kamu tidak bisa mengujinya melalui perlawanan fisik? (comment: jadi berlatihlah bela diri, soal di todong - ya nasib) Jawaban alaminya ... ya nggak bisa. Dimana ada tempat untuk perlawanan fisik dalam latihan kita? Trik....dan pertanyaan anda .... menentukan perbedaan antara tempat yang sesuai dan tempat yang salah. Ini ada beberapa catatan untuk membantu membedakan dua tempat yang berbeda: 1. jangan pernah tolak kesempatan siswa lain untuk berhasil.boleh saja memberi beberapa perlawanan untuk menunjukkan kelemahan rekan anda dalam tehniknya. Namun jika anda menolak kesempatan rekan anda untuk bisa berhasil melakukan tehnik, maka anda menolak kesempatan mereka untuk pernah belajar tehnik (comment: lha kalau yang dikerjain senior gimana?). seperti halnya uke, pekerjaan anda adalah emmbantu rekan untuk belajar tehnik dengan anda. Kadang dengan melakukan ukemi yang baik akan membimbing rekan anda ke tempat yang sesuai untuk melakukan lemparan. Anda akan berterimakasih dengan sikap itu jika tehnik anda tidak bekerja dan siswa lain yang anda latih membantu anda menemukan gerakan yang pas. 2. jangan menilai tehnik lebih dari rekan anda. Dengan kata lain, jika anda harus memilih antara tehnik anda dan menyelamatkan rekan anda....anda harus selalu memilih menyelamatkan rekan anda. Ini terlihat penting, namun anda akan terkejut betapa kuatnya tendensi untuk supaya tehnik itu berhasil bagaimanapun caranya. Khususnya jika rekan anda menyusahkan anda. Berhati-hatilah dengan hal ini. Selalu pastikan anda tidak menyakiti rekan anda. Selalu pastikan rekan anda mempunyai tempat aman untuk jatuh. 3. Ingatlah selalu anda sedang mendaki sebuah gunung bersama dengan rekan anda yang lain di dojo dan hanya ada satu cara supaya berhasil yakni mendaki gunung bersamaan. Anda bantu orang lain dan gantian orang lain akan membantu anda, dan secara bersama-sama anda akan mencapai puncak.ini memerlukan sifat saling mendorong dan saling menghormati.jika pelatih meminta anda melakukan sesuatu atau membenarkan gerakan anda ... selalu berterimakasihlah.... Ada saat dimana anda merasa bahwa kritik tak bisa benarkan atau salah. Namun begitu, ucapkanlah terimakasih. Ini bukan tentang salah atau benar. Ini adalah tentang sikap yang benar dan rasa hormat terhadap dojo. Dengan merengkuh rasa hormat kepada dojo dan dalam kehidupan anda itulah pelajaran terpenting yang anda pernah pelajari. Dengan menunjukkan rasa hormat terhadap dojo akan menanamkan budaya saling menghormati di dojo dan menunjukkan dan menunjukkan baik guru dan sejawat anda memahami hal ini. Ini nantinya akan memberikan anda rasa hormat yang terbesar. Ini akan diikuti dengan rasa hormat dan menunjukkan rasa hormat kepada sejawat anda, baik senior atau yunior....karena mereka semua guru anda. 4. jika anda dipanggil untuk melakukan ukemi bagi pelatih anda, serangan haruslah kuat, sungguh-sunnguh dan masuk. Namun ini bukan waktu yang pantas untuk berkutat atau tak bergeming. Ini adalah waktu tempat pelatih memberi gambaran sebuah prinsip. Peran uke adalah sebagai saluran untuk mengkomunikasi-kan pelajaran secara efektif kepada para siswa. Ini bukan waktu untuk si uke.... ini bukan waktu untuk si pelatih .... ini adalah waktu untuk dojo. Dari sudut pandang saya sendiri ...saat saya sedang mengajar saya akan memilih uke yang bisa memberi gambaran terbaik tentang pengajaran saya. Jika saya tidak percaya respon si siwa untuk melakukan ukemi... saya tak akan menggunakan dia. Sederhana kan. Ini bukan pertanyaan apakah bisa saya melempar atau mengunci orang tersebut dnegan tehnik saya. Ini adalah bagaimana cara saya berkomunikasi dengan cara terbaik tentang hal yang saya ingin para siswa untuk mereka ketahui. Para siswa seringkali bangga ketika dipanggil untuk melakukan ukemi bagi pelatih. Mereka harus melakukannya. Ini bukanlah anggukan rasa hormat atau kepercayaan. Orang yang melakukan ukemi untuk senseinya selama kelas berjalan adalah siswa terbaik di kelas. Seorang siswa yang ingin menerima pengakuan dan rasa hormat harus mempraktikan ukemi yang baik. 5. jika anda berlatih dengan rekan dan anda atau rekan anda mengalami kesulitan dengan tehnik, ini waktu yang baik untuk bertanya pada instruktur untuk penjelasan atau saran. Jika anda melakukan ukemi untuk sensei anda selama pelatihan semi-privat ini, pantas bagi anda untuk melakukan serangan yang kuat. Tujuannya umumnya untuk menunjukkan cara menerima serangan yang kuat dan merespon serangan secara efektif, efisien, dan dnegan kekuatan fisik yang terbatas. Ini adalah tanggungjawab pelatih untuk bisa menerima serangan yang kuat dan memberi respon yang layak terhadap serangan. Namun, jangan lupa bahwa kepantasan ini bersifat relatif... dan serangan yang secara ekstrim agresif akan mengakibatkan respon yang ekstrim agresif pula. Ini kembali ke ide saling menghormati. 6. Bermain kekuatan haruslah dibatasi. Bukan dihilangkan....dibatasi. jika anda berlatih dengan siswa senior yang kuat dan mereka menunjukkan terbuka untuk berlatih lebih kuat... itu bagus dan pantas. Namun, para siswa seharusnya tidak berkutat di matras dengan menginterupsi orang lain yang berlatih dan seharusnya hanya sekitar satu menit saja. Setelah satu menit ... istirahat ... mulai lagi. Ini bukanlah kelas gulat. Tujuannya dan motivasinya seharusnya berbeda. Ini bukanlah sport....bukan pertarungan hidup dan mati. Ini adalah berlatih fisik dan spiritual budo. 7. kadangkala melakukan ukemi yang lembut dan tidak-melawan adalah pelajarannya. Dalam hal ini anda akan kehilangan pelajarannya jika anda melawan rekan anda. Belajarlah cara mencari nilai dalam jenis latihan ini. Belajarlah cara menjadi responsif terhadap rekan anda dengan cara yang ringan dan lembut untuk belajar ukemi yang baik. 8. Memang mudah lupa bahwa saat anda berlatih anda sudah tahu cara rekan anda akan melempar anda. Ini memberikan wawasan yang memudahkan anda untuk menahan tehnik rekan anda. Intinya, ini bukanlah saat untuk bermain hal seperti itu. Di tingkat lanjut latihan ini adalah pada kesempatan berlatih kaeshi waza (pembalikan tehnik) dan oyo henka waza (mengubah atau memodifikasi tehnik untuk supaya tehnik berjalan). Namun ini bukan tehnik kihon waza (dasar). Para pemula haruslah berfokus untuk belajar tehnik dasar karena ini menjadi dasar bagi latihan di masa yang akan datang. Ini kembali ke aturan awal ....jangan tolak kesempatan rekan anda untuk berhasil. 9. sisi sebaliknya adalah ketika anda menyerang rekan anda maka anda sedang memberikan memberikan diri anda kepada rekan anda. Anda harus percayakan kepada rekan anda bahwa dia tidak akan menyakiti anda... dan rekan anda harus mempertahankan kepercayaan tersebut. Tanpa saling mempercayai, latihan yang sungguh-sungguh dan bermanfaat tidak akan mungkin. | Naskah / sumber dari : http://www.budodojo.com/ResistanceLetter.htm dipublikasikan kembali oleh, Wisman Tjiardy On 4/3/07, Wisman Tjiardy wrote: Hi Teman-teman, saya menemukan artikel pas browsing Aikido Journal, kebetulan sekali masih ada hubungan dengan yang kita diskusikan kemarin. Semoga menarik bagi teman-teman juga :-) The Use of Resistance in Aikido Training A new student recently sent me an email asking me if it was appropriate for him to use resistance when training in our dojo. This has been the topic of numerous Aikido forums. The question's been posed to me many times by many students. I've often wished I'd written down the answer so I could just hand it to the next person that asks me. This time I did. Here's the reply I sent him. These comments reflect the culture we try to cultivate here at Budo Dojo. This may not reflect the culture of your local dojo. This is a prickly question with more than one right answer. It's a good question to be asking. In aikido we use the terms nage and uke. Uke generally initiates the attack... nage receives the attack and throws or neutralizes uke... uke receives the throw and takes ukemi. The term uke refers to receiver as just described, although clearly both partners are receiving something. The term nage refers to throwing although the response is often a pin (or neutralization) rather than a throw. Taking ukemi, or receiving a throw, is yang to the yin in self-defense. You attack, I throw you (defense yin), you take the ukemi and fall so that you don't get hurt (defense yang). In other words they're two sides of the same coin, both with a function of protecting oneself. Said differently, not taking good ukemi can result in horrific personal bodily damage. We always think of self-defense as learning to receive an attack and then throwing or pinning someone. Being able to gracefully receive the throw or pin is equally critical in self-preservation. I just learned that the co-founder of a prominent local aikido dojo has recently and permanently retired from aikido. His body is essentially too crippled to train anymore... or even teach. He's very close to my age. This premature crippling comes from training to fight rather than training to excel in budo. True budo involves growing spiritually and learning to embrace and respect your partners rather than fighting with your opponents. The end result is a more enlightened and skillful budoka (martial artist) who can continue to train to a ripe old age, continually refining the art over many years. On the other hand, practicing fighting limits the opportunity for you and your peers to learn both good and bad movement. Practice becomes an exercise in aggression, resistance, struggle, and frustration. These words are, to me, the antithesis of art. If your goal is to win the next UFC championship... you're in the wrong martial art. This naturally raises the question... how do you know if the martial art you're practicing is bullshit if you can't test it through physical resistance? The natural answer is... you can't. Which is why there is a place for physical resistance in our training. The trick... and the prickle of your question... is determining the difference between the right place and the wrong place. Here are some notes to help differentiate the two places; Never deny another student an opportunity to succeed. It's okay to provide some resistance to show your partner the weakness in their technique. But if you deny the opportunity for your partner to successfully execute the technique altogether, then you've denied them an opportunity to ever learn the technique. As uke, it's your job to help your partner learn the technique with you. Sometimes taking good ukemi means helping lead your partner into the right place to execute the throw. You'll be grateful for that correct attitude when your technique isn't working and the other student you're training with helps you find the correct movement. Never value the technique more than your partner. In other words, if you have to choose between succeeding in your technique or saving your partner... you must always choose saving your partner. This sounds obvious, but you'd be surprised how strong the urge can be to succeed in the technique no matter what. Especially if your partner is giving you a hard time. Be watchful for this. Always make sure you're not hurting your partner. Always make sure your partner has a safe place to fall. Always remember you are climbing a mountain with everyone else in the dojo and that the only way to succeed is to climb the mountain together. You help the others and they in turn help you, and together you'll reach the summit. This requires mutual encouragement and respect. If an instructor tells you something or corrects your movement... always thank them. There may be times when you feel the critique is unjustified or simply wrong. Nonetheless, you thank them. It's not about being right or wrong... it's about correct attitude and respect in the dojo. Embracing respect in the dojo and in your life is the most important lesson you'll ever learn. Showing respect in the dojo cultivates a culture of mutual respect throughout the dojo and shows both your teachers and your peers that you understand this. This will in turn earn you the greatest respect. It follows therefore... respect and demonstrate respect to your peers, both senior and junior... because they are all your teachers. If you are called up to take ukemi for the instructor the attack should be strong, sincere and committed. But it is not an appropriate time to wrestle or spar. This is the time when the instructor is trying to illustrate a principle. Uke's role is to be a conduit to effectively communicate the lesson at hand to the students. This is not uke's time... this is not sensei's time... this is the dojo's time. Speaking for myself... when I'm teaching, I choose the uke that I think will best illustrate my point. If I don't trust the response of how a student will take ukemi... I won't use them. It's that simple. It's not a question of can I throw or pin that person with this technique. It's a question of how can I best communicate what I want students to understand. Students often take pride in being called up to take ukemi for the instructor. They should. It's a nod of respect and trust. The people who take ukemi for sensei during class are the best students in the class. A student who wants to receive this form of recognition and respect must practice taking good ukemi. If you are practicing with a partner and either you or your partner is having a difficult time with the technique it's a good time to ask the instructor for clarification and advice. If you take ukemi for sensei during this semi-private instruction, it is appropriate to be strong in your attack. The goal is generally to demonstrate how to receive a strong attack and respond efficiently, effectively, and with limited physical strength. It is the responsibility of the instructor to be able to receive a strong attack and respond appropriately to that attack. However, never forget that appropriate is relative...and an extremely aggressive attack may result in an extremely aggressive response. This comes back to the idea of mutual respect. Horseplay should be limited. Not eliminated... but limited. If you're working with a strong senior student and they've indicated that they are open to playing stronger, harder and faster... that's fine and appropriate. However, students should not wrestle across the mat interrupting others training and it should not go on for more than 1 minute. After 1 minute... break.... start over. This isn't wrestling class. The goals and motivations should be different. It's not a sport.... it's not a death match. It's spiritual and physical training in budo. Sometimes taking gentle and non-resistive ukemi is the lesson. In these cases you will be missing the lesson altogether if you resist your partner. Learn how to find the value in this kind of training as well. Learning how to be responsive to your partner in a light and gentle way is necessary to learn good ukemi. It's easy to forget that when you're practicing you already know how you're partner will try to throw you. This provided insight can make it much easier to block your partner's technique. Essentially, it's not a level playing field. At advanced levels of training this is an opportunity to practice kaeshiwaza (reversals) and oyo henka waza (modifying or changing techniques to make them work). This is, however, not kihon waza (basic technique). Beginners should focus on learning the basic technique because it's foundational to all future training. This goes back to the earlier rule... do not deny your partner an opportunity to succeed. The flip side of this is that when you attack your partner you are giving yourself over to your partner. You have to trust that your partner will receive your attack as a gift that allows both of you to train. You have to trust that your partner will not hurt you... and your partner has to earn and retain that trust. Without that mutual trust sincere and beneficial training is impossible. Read these notes carefully until you understand their meaning and intent. Thanks for the asking this very important question - s e n s e i |